Selasa, 07 Mei 2013

Jantung Negeri Tulip


Belanda adalah negeri yang dikenal sebagai negeri kincir angin dan negeri tulip. Banyaknya kincir angin sebagai pembangkit listrik memang tidak asing didengar. Bunga-bunga tulip yang cantik bervariasi warna hidup dengan subur dan keindahanya menarik perhatian seluruh dunia. Selain itu masih banyak hal-hal yang dapat menggambarkan negeri belanda hanya dengan kekhasan yang ada di negara tersebut.


Daya tarik luar biasa negeri belanda tidak hanya sebatas kincir angin dan bunga tulip. Banyak benda yang sering kita jumpai di sekitar kita sebenarnya hasil dari pemikiran orang-orang hebat di Belanda. Dengan terus meningkatkan standar pendidikan dan  pengetahuannya untuk mengembangkan dan menemukan hal-hal baru telah menjadi jantung negeri belanda untuk mencetak para penemu, peneliti dan pengembang.

Keberhasilan jantung negeri belanda dapat di buktikan dengan banyaknya para pionir dari Belanda yang memenangkan nobel di berbagai bidang. Misalnya pada bidang Physiologi sang penyempurna pendeteksi sinyal jantung ( Elektrokardiogram) yaitu Willem Einthoven. Jantung yang berdetak secara involunter telah dapat dideteksi sinyalnya dan diterjemahkan. Penemuan yang sangat memberikan manfaat luar biasa bagi dunia kesehatan di dunia.

Keberhasilan jantung negeri belanda tidak dapat dipungkiri. Seorang pioner yang mampu menemukan rumus yang dapat menyempurnakan metode deteksi sinyal jantung manusia yang telah ada dengan deteksi yang kebih akurat hasilnya beserta instrumennya (golvanometer). Willem Einthoven seseorang yang dilahirkan di Nusantara (Indonesia) tepatnya di Semarang pada 21 Mei 1860 dan kembali ke Holland ketika berumur 6 tahun tidak mencapai kesuksesan dengan mudah. Einthoven menghabiskan waktu 3 tahun bekerja dilaboratorium untuk membuat galvanometer. Dimana golvanometer berfungsi untuk mengetahui fungsi jantung dan penyakit yang berasal daro otot jantung. Walau ia menyadari golvanometer memiliki beberapa kelemahan. Einthoven terus bekerja keras untuk menyempurnakan Elektrokardiogram sehingga pada tahun 1924 Einthoven mendapat Nobel Prize in Physiology or Medicine.